top of page

Sebenernya Aku di Jepang Sebulan Lalu Ngapain Sih?

  • Writer: Devita Sari
    Devita Sari
  • Oct 7, 2017
  • 6 min read

Sebenernya aku berniat untuk membuat semacam jurnal perjalanan aku selama di jepang sebulan yang lalu, tapi karena I don't really spare my time to do it, ya udah aku ringkes cerita nya disini karena buanyak banget temen-temen dan adik tingkat aku yang kalau ketemu selalu tanya 'bagaimana di jepangnya?' and I have no idea to tells them in the 3 minutes speech.. *elaaaah Dan aku sengaja cheating to my self, enggak gunain bahasa Ingris biar lebih ekspresif aja jatuhnya *ngeles

Oke ditemani martabak San Francisco ini aku akan bercerita, ceritanya bermula ketika aku melihat temen aku yang share fully funded program 'Leaderpreneur Summit 2017' di Tokyo. Wedew, mataku terpana melihat kata 'fully funded'. Ya udahlah akhirnya aku baca requirementnya sampai tuntas dan semakin tertarik. FYI, fully funded ternyata cuma buat 3 best delegate dan kuotanya 30 delegate se-Asia Pasifik atau Asia aja gitu aku rada lupa. Karena aku sudah memantabkan hati untuk ikut, aku hubungi temenku yang share info tadi dan ajakin dia buat ikut. Eh.. dia g yakin buat ikut. Ya udah, karena udah membulatkan tekat, aku tetap daftar dan membayar biaya regist sekitar Rp.150.000.

Kenapa coba aku mau banget ikut program ini? Karena waktu itu aku baru tau program semacam ini gak pake TOEFL dan semacamnya. Dari IRO ITB sih banyak program ke Luar Negeri yang gratis dan lebih enak, tapi ya itu.. pake TOEFL, dan TOEFL ku udah ga bagus-bagus amat, udah kadaluarsa lagi (maklum, TOEFL buat syarat lulus SMA, hehe).

Untuk mengikuti program inin, meskipun tanpa TOEFL, tapi ada 3 tahap seleksi dan ini lumayan banget kata aku. Pertama, semacam tes TPA online, Kedua General Knowledge tentang Jepang dan NGO international, dan Ketiga boleh memilih mau bikin video campaign apa essay campaign.

Karena tahapannya lumayan berat, aku benar-benar membulatkan tekat agar cita-cita tahun ini ke Luar Negeri kesampaian. Aku tempel poster di depan dipan kasur biar aku bisa melihat setiap aku di kamar. And, one thing that really motivate me is.. the program running at 4-7 September 2017. You know what??? 7 September is my birthday. So, it's kind of amazing birthday gift that I accept in 22 years old if I can pass this program. I will celebrate my 22 years old birthday in Tokyo, men!

Cobaan demi cobaan pun silih berganti. Pertama, aku ngerjain tes tahap pertama di sekre Himpunan gara-gara pada waktu itu juga aku punya deadline ngerjain laporan kelompok PTF, I can't fully focus, of course. In the end of test, I get bad score and I failed. Yea.. the laptop monitor said that I am failed. But, several days after that I get email that inform me, I can continue my second test.I don't have idea why It can happen. Ketika aku lihat daftar berapa ratus peserta terbaik gitu, ternyata emang nilainya timpang dan kecil-kecil gitu, mungkin itu yang membuat aku akhirnya lolos meskipun secara standar program aku ga lolos. Eits, dari daftar itu aku jadi tau ternyata ada teman-teman ku dari ITB yang lain juga daftar dan lolos. Yeay ada temennya. Lanjut.. minggu-minggu berikutnya aku banyak membaca tentang kebudayaan jepang dan gak belajar tentang NGO internasional karena itu luas banget cangkupannya. I don't have feel to study about NGO. Ketika aku tes, jeng-jeng cobaan pertama, link yang diberikan ke email ku g bisa diakses. Udah down lah aku, tapi ku visualisasi ku tiap malam akan ada di Tokyo pada bulan September cukup kuat. Aku kirim pesan ke CP bahwa link ku g bisa dibuka dan aku kontak temenku yang juga lolos karena dia kan pasti punya link yang sam di emailnya. Who knows, I can acces her link. Dan kata dia, dia juga g bisa akses. Oke, tunggu nih jawaban dari CP. Dia kasih link yang bisa dibuka sekarang. Udah akhirnya aku ngerjain di kamar. Ternyata soal tahap ini aturannya lebih subhanallah di banding tahap 1. Jika tahap satu waktu yang diberikan terserah digunain buat ngerjain soal nomor berapa aja, di tahap 2 ini masihng-masing soal dikasi waktu 5 detik dengan ratusan soal. Ya elah ini mah g sempat mikir, serius. Baca soal bahasa inggrisnya aja g beres. Yang penting aku isi semua aja. Pada tahap ini, I really believe that Allah was give me a miracle. Jika sekarang kalian tanya ke aku budaya-budaya jepang aku pasti g bisa jawab (I am not Wibu, bener g sih tulisan Wibu nya?). Udah ya, aku lolos alhamdulillah. Terus tahap ketiga nih dramatis banget. Aku tanya temen, kalau suruh cari like banyak, bending aku bikin video apa essay? kebanyakan temenku bilang video. Ya udah aku bikin video aja. Padahal g bisa editing video, hmm. Aku bikin script,diperiksa sama Farhan EYD bahasa Inggrisnya. Jumat sehabis kelas,take video sama Ghine via smartphone, iye aku cuma direkam lewat kamera hp. Beberapa hari kemudian g dikirim-kirim tuh video, aku udah cemas, aku g bisa edit video lagi walaupun cuma nambahin subtitle, soundtrack, dan potong-potong scene kayakya aku g bisa cepet ngerjainnya. Ternyata ghine lagi sibuk PTF-Mikanal waktu itu, dan akhirnya setelah aku recokin dikirim juga sama Ghine. Maaf ya Ghin, abdi mah rempong wkwk. Taraa... akhirnya aku bisa juga edit-edit tuh video pas-pasan sih. Udah gitu, aku sebar dan tebar aja. Aku PCin temen-temen dan guru sekolah TIAP HARI sambil ngelihatin video teman-teman delegate yang lain wkwkw. Drama ini ditutup dengan pesan line dari Ardel salah satu delegate juga yang menyatakan aku lolos. Dia tahu lebih dulu gara-gara mantau sosmednya entah line atau instagram. Bodonya aku, aku bahkan g follow akun itu. Oh iya, thanks buat temen-temen organisasi ku yang bantu nyebarin video aku dan Bu Indah, guru kimia ku SMA yang udah mau diendorse gratis.

Ya itulah drama persiapannya programnya.

Lanjut...

Abis itu biasa lah ya, urus pasport, flight tiket, visa, penginapan buat extend dan tetek bengeknya. Itu beli sendiri ya.. gara-gara aku bukan top 3 delegate. Jika emang diperlukan ntar aku bikin threat sendiri tentang paspor+visa ke Jepang. Oh iya, aku naik cathay pacifik dan itu lumayan banget enak kata aku yang baru pertama kali penerbangan internasional. Review Cathay.. pengen buat sih berhubung aku ada tragedi juga,tapi si Cathay berhasil menyelesaikan dengan baik, kapan-kapan aja lah ya ceritanya.

Lanjut...

Yang ini nih sebenernya baru menjawab pertanyaan, judul deng. Overall yang aku kerjain disana yang berhubungan sama program Leaderpreneur Summit adalah mengunjungi Pusat Kebersihan Tokyo. Ya tau sendirilah ya Tokyo bersihnya kayak apa, dengan belajar di Instansi tersebut harapannya para calon Leader nih bisa tau gimana baiknya pengelolaan kebersihan/sampah di negerinya masing-masing. Terus kita juga berkunjung di Museum Nasional Tokyo. Disana aku melihat How Japan really apreciate their history, barang-barang bersejarah mangkok keramik sekalipun dipajang dengan baik, bro. Aku juga melihat berbagai macam inovasi untuk mendelivery informasi di museum, patut dicontoh sih itu kata aku. Itu panjang kalau diceritain di satu threat. Selain itu, aku juga megunjungi UNICEF dan diberi paparan tentang focus-focus yang dilakuin UNICEF. Dan yang terakhir, aku juga mengunjungi Universitas Tokyo, dapat pembelajaran dikit sih di UTokyo, g banyak-banyak amat, hmm. Program ditutup dengan Summit, ya iyalah namanya juga Leaderpreneur Summit. Jadi sbelumnya aku tuh ga tau Summit itu sebenarnya apa. Tau gak,kalau berdasarkan yang aku alamai, itu tuh ternyata berupa kegiatan forum grup discussion kemudian presentasi. Bahasan FGD nya adalah topik-topik yang terkait dengan instansi yang telah dikunjungi. Waktu itu aku dapet tema kebersihan. Untung aja, nyatet pas di Clean Authority. Ntapsss.

Udah sih, kalau kegiatan terkait program seperti itu. Tapi kita banyak jalan-jalan santai sama temen-temen delegate lain di freetime kita, bahkan sampai pulang larut malam.

Terus selain pembelajaran tersebut ada lagi gak?

Ada dong! Yaitu kemampuan speaking English lah. Kan FGD presentasi pakai bahasa Inggris, kalau jalan-jalan komunikasi sama orang juga bahasa Inggris, di hostel dan penginapan juga sama hostnya ngomong bahasa Inggris, di pesawat apalagi. ya udahlah, terdedahlah diri nan polos ini dengan kewajiban speak English and I very love it. Ya kalau di Indonesia bisa sih aku latihan bahasa Inggris, tapi the power of kepepetnya g ada gitu (Kecuali saat aku nugas protokoler dan tiba-tiba ditanya bule, atau waktu chat sama bule, kan hobi banget nih aku). Selain itu, aku jadi tau habitnya orang jepang bukan dari cerita tapi lihat dengan mata kepala aku sendiri. Mengenai hal itu ada yang aku rasa cocok dan g cocok sih. jadi aku g nelan mentah-mentah bahwa Tokyo is wonderful in every side, no no.. it's not me.

Ya udah sih gitu aja, Selamat berumur 22 tahun 1 Bulan, Dev! Always happy, always positive.

Comments


You Might Also Like:
bottom of page