top of page

Perjalananku #1

  • Writer: Devita Sari
    Devita Sari
  • Dec 7, 2017
  • 1 min read

Berkali-kali aku terbangun karena mimpi itu. Mimpi yang begitu nyata, hingga aku harus memastikan notifikasi smartphone ku. Dan ternyata itu memang benar-benar hanya mimpi. Rasa kantukku hilang sedangkan jam masih menunjukkan pukul 00.45 WIB. Aku memutuskan untuk menscroll smartphone ku dan berhenti di youtube. Aku tidak tau kenapa, baru kali ini aku berhenti di channel ceramah Ustadz Hannan Ataki. Aku mendengarkannya sampai habis. Bahkan aku menambah satu video lagi.


Kekecewaanku sedikit memudar. Tapi tetap saja, aku tak dapat tidur. Aku putuskan untuk mengambil air wudhu dan sholat malam. Dalam keheningan malam, aku masih teringat akan rasa kekecewaanku. Tapi, aku juga mengingat hal yang lain. Aku mengingat ujaranku yang menganggap hal ini mudah, ‘Ya Nai, mulai minggu depan aku terima tantanganmu untuk memakai rok’.


Aku berpikir lagi...

Apakah rasa kekecewaan ku yang sangat dalam ini sebagai sebuah pengingat?

Apakah sakitnya dada ini sebagai sebuah pengingat?

Pengingat terhadap diriku yang lupa bahwa..

Bukan dia tempat bersandar, tapi Dia

Bukan dia tempat berbagi cerita, tapi Dia

Bukan dia tempat mencari kepastian, tapi Dia

Bukan dia tempat bergantung, tapi Dia

Bukan dia tempat menanti perhatian, tapi Dia

Bukan dia tempat mencari rasa bahagia, tapi Dia

Mungkin...

Dada ini sakit, karena digunakan untuk merasakan perasaan yang salah

Pikiran ini runyam, karena digunakan untuk memikirkan hal yang tidak halal


Aku teringat Naili dan apa yang telah kukatakan,

Tanganku tergerak untuk membuka koper dibawah kolong ranjangku. Aku rapikan isi lemariku dan aku masukkan celana-celana jeans ku dalam koper itu.

Bagiku, ada beragam alasan untuk mengatakan langkah ini sulit. Tapi bukankah sudah menjadi tugas syetan untuk menyulitkan perkara yang baik?


Bismillah.. inshaallah dengan ini aku niatkan untuk mengkafahkan islamku sedikit demi sedikit.

Comments


You Might Also Like:
bottom of page